slot online terpercaya

IAIN LANGSA

IAIN Langsa
Memperingati yang Terlupakan: Semangat Maulid untuk Spirit Kemanusiaan

Kota Langsa (Humas) - Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw pada 12 Rabiul Awwal tahun ini menjadi momentum penting bagi kita untuk benar-benar memaknai secara semantik sekaligus secara filosofis makna ‘memperingati’ itu sendiri. Memperingati Maulid Nabi bukan hanya sebuah seremoni yang diisi dengan berbagai kegiatan, namun juga benar-benar menghayati semangat kelahiran dan misi yang diemban Rasulullah Saw.

Rasulullah Muhammad Saw. lahir pada masa masyarakat mengalami stagnansi orientasi spiritual sekaligus stagnansi orientasi duniawi. Dengan kelahiran Nabi Muhammad, seluruh dimensi kosmik negatif mengalami kepanikan. Sekaligus dimensi-dimensi kebaikan merasakan nuansa kebahagiaan secara batin. Dengan menghayati kembali peristiwa kelahiran Nabi Muhammad, berarti siapa saja yang mengalami krisis integritas, baik pribadi, sosial, maupun lingkungan kerja, perlu meninjau kembali kondisi psikologisnya karena krisis-krisis tersebut benar-benar bertentangan dengan semangat sebuah hari di mana juru selamat kita, Nabi Muhammad Saw. lahir.

Banyak sekali rekan-rekan kita yang mempertahankan nilai-nilai integritas dalam dirinya, meskipun kurang mendapatkan apresiasi, bahkan terkadang dicibiri karena dianggap sok idealis, dalam momentum peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw. patut menyadari bahwa setiap nilai kebaikan yang dipertahankan, akan selalu mendapatkan apresiasi dan memberikan nilai positif bagi diri, sosial, dan lingkungan kerja. Terkadang apresiasi dan reward positif itu memang tidak didapatkan secara cepat dan instant, namun patut diingat bahwa kebaikan-kebaikan yang dia pertahankan dalam diri, akan menemukan koneksinya dengan segala kebaikan pada alam semesta.

Mereka yang berintegritas itu perlu menyadari bahwa idealisme yang dipertahankan itu sejalan dengan semangat diutusnya Nabi Muhammad Saw. Setiap kebaikan, akan menuai kebaikan pula. Memperingati berarti menghidupkan kembali sebuah suasana dan kondisi tertentu. Memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw. berarti menghidupkan kembali misi suci yang dibawakan oleh Baginda Nabi Besar.

Di antara misi besar yang beliau bawa namun telah disalahpahami banyak umat beragama adalah spirit kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan itu menjadi prioritas utama dalam seluruh misi suci yang diemban Nabi Muhammad. Belakangan banyak sekali orang yang mati-matian mempertahankan apa yang dianggapnya sebagai perjuangan misi suci yang dibawa Nabi Muhammad, namun melupakan misi kemanusiaan. Banyak orang dewasa ini dengan mengatasnamakan kemurnian agama, telah melupakan nilai-nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan itu antara lain toleransi yang tinggi. Nilai tersebut harusnya tumbuh subur dalam diri setiap diri kaum Muslim.

Kita perlu memperingati momen ketika Nabi Muhammad berada di Madinah, sebuah kota multikultural, di sana beliau selalu mengedepankan nilai-nilai bersama yang telah menjadi kesepakatan. Setiap potensi segregasi selalu dicarikan jalan keluar agar harmonisme senantiasa terjaga. Prinsip demokratis selalu menjadi pendekatan yang dikedepankan Nabi Muhammad Saw. Semangat inilah yang perlu terus-menerus kita rawat dalam sebuah negeri multikultural. Kita sadar bahwa Indonesia yang terdiri dari ratusan suku dan ratusan bahasa, dapat menjadi harmoni dengan mempertahankan nilai-nilai multikultural. Pendekatan kita adalah demokrasi. Kesepakatan kita yakni Pancasila yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara harus dijunjung tinggi. Menghayati dan merawat nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan merupakan sebuah keniscayaan bagi kita sebagai umat beragama, sekaligus sebagai warga negara.

Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW berarti menghidupkan dan terus merawat nilai-nilai multikultural. Semoga kita semuanya mendapatkan restu dan syafaat dari baginda Nabi Besar Muhammad Saw. dan terus berada dalam semangat integritas sekaligus memiliki semangat yang moderat dalam menjadi seorang umat beragama, menjadi bagian dari sosial masyarakat, menjadi bagian dari lingkungan kerja, dan menjadi bagian dari warga negara yang cinta dengan harmonisme dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, M.A. Rektor IAIN Langsa, Aceh